BAB 7
KONSEP MOTIVASI
1.
DEFINISI
MOTIVASI
Motivasi (motivation) adalah suatu proses yang menjelaskan mengenai kekuatan,
arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Kekuatan (intensity) menggambarkan seberapa
kerasnya seseorang dalam berusaha. Kita harus mempertimbangkan mutu upaya agar
sejalan dengan kekuatannya. Motivasi memiliki dimensi ketekunan (persistence) yang mengatur seberapa lama
seseorang dapat mempertahankan upayanya.
2.
TEORI-TEORI
AWAL MENGENAI MOTIVASI
Teori
Hierarki Kebutuhan
Teori
dari Abraham Maslow ini membuat hipotesis bahwa di dalam setiap manusia
terdapat hierarki 5 kebutuhan :
a. Fisiologis,
meliputi kelaparan, kehausan, tempat tinggal dan kebutuhan fisik lainnya
b. Rasa
aman, meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosional
c. Sosial,
meliputi kasih sayang, persahabatan dan rasa memiliki
d. Penghargaan,
terdiri dari faktor internal misalnya rasa harga diri, kemandirian dan faktor
eksternal misalnya sttus, pengakuan dan perhatian
e. Aktualisasi
diri yaitu dorongan yang mampu membentuk seseorang untuk menjadi apa, meliputi
pertumbuhan, pencapaian dan pemenuhan diri
Maslow
memisahakan lima kebutuhan ke dalam urutan paling rendah dan tinggi. Kebutuhan
fisiologis merupakan kebutuhan paling rendah, dimana kebutuhan ini sebagian
besar dapat dipuaskan secara eksternal. Jika kebutuhan paling rendah terpenuhi,
maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan.
Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor mengusulkan 2 sudut pandang yang
berbeda mengenai manusia yaitu Teori X (negatif) dan Teori Y (positif). Teori X
mengasumsikan bahwa para pekerja tidak suka bekerja, malas, tidak menyukai
tanggung jawab dan harus dipaksa untuk mengerjakan. Sedangkan Teori Y
mengasumsikan bahwa para pekerja suka bekerja, kreatif, mencari tanggung jawab,
dan dapat menyodorkan diri sendiri dalam melakukan pekerjaanya.
Teori Dua-Faktor
Teori Dua Faktor (Two-Factor
Theory)adalah suatu teori yang mengaitkan faktor-faktor intrinsik dengan
kepuasan kerja dan menghubungkan faktor ekstrinsik dengan ketidakpuasan kerja. Teori
ini juga dinamakan Teori Motivasi Murni (Motivation-Hygiene
Theory).
Faktor Murni (Hygiene
Factor) merupakan fakor yang ketika memadai dalam pekerjaan, akan mampu
menenangkan pekerja. Ketika faktor-faktor ini memadai, pekerja tidak akan puas.
Teori yang dikemukakan oleh Hertzberg ini belum
didukung dengan baik dalam litelatur memiliki banyak kritik diantaranya :
§ Metodologi
hertzberg terbatas karena bergantung pada laporan pribadi
§ Keandalan
metodologi hertzberg dipertanyakan
§ Tidak
keseluruhan ukuran kepuasan dimanfaatkan
§ Hertzberg
berpendapat bahwa terdapat hbungan antara kepuasan dan produktivitas
Teori Kebutuhan McClelland
Teori ini menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan,
dan afiliasi adalah tiga kebutuhan yang penting dan dapat membentu dalam
menjelaskan motivasi.
Teori Kebutuhan Mcclelland dikembangkan oleh David
McClelland dan rekan-rekan dengan melihat 3 kebutuhan :
v Kebutuhan
akan pencapaian (nAch) adalah dorongan untuk berprestasi, utuk pencapaian yang
berhubungan dengan serangkaian dengan serangkaian standar
v Kebutuhan
akan kekuasaan (nPow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku
dengan cara yang tidak akan dilakukan tanpa dirinya
v Kebutuhan
akan afiliasi (nAff) adalah keinginan untuk hubungan yang penuh persahabatan
dan interpersonal yang dekat.
Diantara teori-teori awal mengenai motivasi,
McClelland memiliki dukungan riset terbaik. Namun, teori ini memiliki efek
kurang praktis dibanding yang lain.
3.
TEORI-TEORI
KONTEMPORER MENGENAI MOTIVASI
Teori
Penentuan Nasib Sendiri
Teori ini berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas akan lebih besar apabila ia termotivasi secara
intrinsik untuk melakukan aktivitas tersebut karena ia akan lebih
menikmatinya,daripada ia termotivasi secara ekstrinsik sehingga aktivitas yang
dilakukannya berubah menjadi sebuah kewajiban.
Selain itu teori evaluasi kognitif juga berpendapat bahwa imbalan secara ekstrinsik
akan mengurangi motivasi intrinsik dari seseorang untuk melakukan suatu tugas
atau aktivitas,apabila imbalan tersebut terkesan seperti pengendalian.Dengan
adanya imbalan ekstrinsik membuat orang-orang terdorong melakukan sesuatu
karena suatu keharusan yang belum tentu diimbangi dengan keinginan dari dalam
dirinya untuk melakukan hal tersebut.
Namun sebuah studi menjelaskan secara lebih luas
tentang teori evaluasi kognitif, bagaimana imbalan ekstrinsik meningkatkan
motivasi. Dalam situasi tertentu,imbalan ekstrinsik akan meningkatkan
motivasi,misalnya imbalan ekstrinsik seperti pujian atau umpan balik atas
kompetensi akan meningkatkan motivasi intrinsik dari pekerja untuk bekerja
lebih giat.
Teori kesesuaian diri merupakan pengembangan dari
teori penentuan nasib sendiri. Kesesuaian diri adalah ketika seseorang memiliki
alasan yang kuat dalam mengejar tujuannya yang sesuai dengan minat intrinsik
mereka. Ketika seseorang memilki minat intrinsik dalam mengejar tujuannya,orang
tersebut memilki kesempatan lebih besar untuk meraih tujuannya dan cenderung
lebih bahagia,karena ia menikmati proses perjuangan untuk meraih tujuan
tersebut sehingga tidak terasa terbebani. Sedangkan orang yang mengejar tujuan
atas alasan ekstrinsik (uang,status,atau mendapat keuntungan lainnya) cenderung
akan kurang bahagia ketika mampu meraih tujuan tersebut,karena bisa jadi proses
untuk meraih tujuan tersebut kurang bermaknan bagi mereka,
4.
KETERLIBATAN
PADA PEKERJAAN
Keterlibatan pada pekerjaan adalah ketika seorang
pekerja terlibat secara fisik,kognitif, dan energi emosional dalam kinerjanya
terhadap suatu pekerjaan. Keterlibatan pada pekerjaan memilki hubungan positif
dengan hasil kerja. Hasil penelitian Gallup membuktikan bahwa sebuah perusahaan
yang memilki pekerja dengan tingkat keterlibatan pekerjaan yan tinggi memilki
keberhasilan yang tinggi pula,hal itu disebabkan oleh tingginya keterlibatan
pekerjaan karyawan sehingga hasil kerja yang dicapai juga baik. Hal hal yang
mendorong seseorang untuk terlibat dalam pekerjaannya adalah:
1.
Keyakinan atas manfaat yang akan mereka
dapat dari keterlibatan dalam pekerjaan tersebut,
2.
Kesesuaian antara nilai individu dengan
nilai organisasi,
3.
Perilaku kepemimpinan yang memotivasi
pekerja itu sendiri.
5.
TEORI
PENETAPAN TUJUAN
Teori ini berpendapat bahwa tujuan yang spesifik dan
sulit,serta adanya umpan balik, akan memotivasi seseorang untuk meningkatkan
kinerjanya. Dengan adanya tujuan,akan menuntun para pekerja untuk menentukan
hal apa yang perlu mereka lakukan dan seberapa besar usaha yang diperlukan
dalam mencapai tujuan tersebut.
Tujuan yang spesifik dan sulit akan meningkatkan
kinerja karena,tujuan yang spesifik menghasilkan output yang lebih tinggi
daripada ketika tujuan tersebut digeneralisasikan. Kemudian tujuan yang sulit
akan memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerjanya,hal itu disebabkan oleh :
1.
Karena pekerjaan tersebut menantang
sehingga pekerja meningkatkan perhatian dan fokus terhadap pekerjaan tersebut,
2.
Pekerja harus meningkatkan energi dan
bekerja keras demi tercapainya tujuan tersebut,
3.
Pekerja harus mampu bertahan demi
tercapainya tujuan,
4.
Pekerja terdorong untuk mencari strategi
yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Umpan balik atas
kemajuan yang pekerja lakukan dalam mencapai tujuan,juga akan meningkatkan
kinerja para pekerja itu sendiri. Umpan balik ini akan menuntun perilaku
pekerja. Umpan balik yang berasal dari dalam diri sendiri akan lebih kuat
daripada umpan balik yang berassal dari eksternal. Terdapat beberapa faktor lain yang
mempengaruhi hubungan antara tujuan dan kinerja, yaitu :
1.
Komitmen tujuan,
2.
Karateristik tugas,
3.
Budaya nasional,
Seorang yang memilki komitmen terhadap tujuannya
pasti berusaha untuk mencapai tujuan tersebut,dimana komitmen tersebut akan
berpengaruh secara kuat terhadap kinerja dari orang itu sendiri.
Para peneliti mengungkapkan bahwa setiap orang
memilki cara yang berbeda dalam mengatur pikiran dan menentukan perilaku mereka
dalam mencapai tujuan,terdapat 2 kategori yaitu
1.
Fokus
Promosi
Seseorang yang termasuk dalam kategori fokus
promosi,akan mengupayakan kemajuan dan pencapaian ,serta pendekatan kondisi
yang mendorong mereka untuk lebih dekat dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Fokus
Pencegahan
Seseorang akan berupaya untuk memenuhi tugas dan
kewajiban,serta menghindari kondisi yang menjauhkan mereka dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Mengimplementasikan
Penetapan Tujuan
Salah satu cara mengimplementasikan penetapan tujuan
adalah dengan manajemen berdasarkan
tujuan (MBO). Manajemen berdasarkan tujuan menekankan penetapan tujuan
secara partisipatif,dapat diukur,dan dapat diverifikasi. MBO menerjemahkan
tujuan organisasi secara keseluruhan ke dalam tujuan yang lebih spesifik lagi
dalam level divisi,departemen,dan individu. MBO mampu bergerak dari level atas
ke bawah maupun sebaliknya,sehingga mampu menghubungkan tujuan antar level.
Teori
Efikasi Diri
Teori efikasi diri (self-eficacy theory) juga dikenal sebagai teori
kognitif sosial, atau teori pembelajaran sosial, mengacu pada suatu
keyakinan individu bahwa diamampu untuk melaksanakan tugas. Empat cara untuk
meningkatkan efikasi diri, adalah:
1.
Kemahiran dalam melaksanakan
Kemahiran dalam melaksanakan: memperoleh
pengalaman yang relevan dengan tugas atau pekerjan.
2.
Pemodelan yang dilakukan
Pemodelan yang dilakukan: menjadi lebih percaya
diri karena Anda melihat seseorang yang lain mengerjakan tugasnya.
3.
Bujukan secara lisan
Bujukan secara lisan: menjadi semakin percaya
diri karena seseorang meyakinkan Anda memiliki keahlian yang diperlukan untuk
mencapai kesuksesan.
4.
Stimulasi
Stimulasidapat meningkatkan efeksi diri.
Teori
Penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) adalah mengambil susut
pandang bahwa behavioristic, menyatakan kondisi penguatan prilaku.
Teori pengondisian prilaku, mungkin merupakankomponen yang paling
relevan dari teori penguatan bagi manajemen, menyatakan bahwa orang-orang akan
belajar untuk berprilaku agar bisa mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan
atau menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Behaviorisme (behaviorism) adalah suatu teori yang berpendapat
bahwa prilaku akan mengikui stimulus dalam sustu hal yang secara relatif tidak
terpikirkan.
Teori
pembelajaran sosial (social-learning theory) adalah suatu pandangan yang dapat
kita pelajari, baik melalui observasi dan pengalaman secara langsung.
Empat
proses yang menentukan pengaruh pada individu, adalah:
1. Proses
atensi
2. Proses
retensi
3. Proses
reproduksi pengerak
4. Proses
penguatan
6. TEORI KEADILAN/KEADILAN
ORGANISASI
Teori keadilan (equity theory) adalah suatu teori yang menyatakan
bahwa perbandingan individu mengenai input dan hasil pekerjaan mereka dan
berespon untuk menghilangkan ketidakadilan. Didasarkan pada teori keadilan,
para pekerja yang mengangap sebagai ketidakadilan akan melakukan salah satu
dari enam pilihan berikut :
1. Mengubah
input
Mengubah input-
melakukan sedikit upaya jika bergaji rendah atau upaya lebi jika bergaji
tinggi.
2. Mengubah
hasil
Mengubah hasil- para
individu dibayar denganmenggunakan dasarhasil kerja dapat meningkatkan gaji
mereka dengan memproduksi kualitas unit yang lebih banyak dengan mutu yang
lebih rendah.
3. Mengubah
persepsi sendiri
Mengubah persepsi sendiri- “Saya biasa berfikir bahwa saya telah bekerja
dengan kecepatan yang sedang, tetapi sekarang saya menyadari bahwa saya telah
bekerja lebih keras dari orang lain.”
4. Mengubah
persepsi orang lain
Mengubah persepsi orang lain- “Pekerjaan Mike tidak seperti yang saya
pikirkan.”
5. Pilih
pembicara yang berbeda
Pilih
pembicara yang berbeda- “Saya
tidak memperoleh sebanyak kakak ipar saya, tetapi saya melakukan dengan jauh
lebih baik dari pada yang Ayah saya lakukan ketika dia seumur saya.”
6. Meninggalkan
bidang
Meninggalkan bidang- keluar dari pekerjan
Keadilan
organisasi (organizational justice) adalah persepsi keseluruhan mengenai apa
itu keadilan ditempat kerja, terdiri atas keadilan distributif, prosedural,
informasional, dan interpersonal.
§ Keadilan distributif (distributive justice), yaitu Keadilan yang dirasakan baik jumlah
maupun alokasi penghargaan di antara para individu.
§ Keadilan procedural (procedural justice),
yaitu Keadilan yang dirasakan pada proses yang digunakan untuk menentukan
distribusi penghargaan.
§ Keadilan informasi (informational justice),
yaitu Keadilan di mana pekerja diberikan penjelasan yang jujur dari setiap
keputusan.
§ Keadilan interpersonal (interpersonal justice),
yaitu Keadilan di mana pekerja diperlakukan dengan rasa hormat dan bermartabat.
7.
TEORI EKSPEKTANSI
Teori Ekspektansi (expectancy theory) yang dikemukakan
Victor Vroom menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan kita untuk
bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan ekspektansi kita
mengenai hasil yang diberikan dan ketertarikannya.
Dalam hal yang lebih praktis, teori ekspektansi mengatakan bahwa para
pekerja akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang lebih tinggi
ketika mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan penilaian kinerja
yang baik; penilaian yang baik akan menghasilkan imbalan organisasi, seperti
kenaikan gaji atau imbalan secara intrinsik, tentu imbalan tersebut akan
memuaskan tujuan pribadi para pekerja. Oleh karena itu, teori tersebut berfokus
pada tiga hubungan, seperti pada tampilan berikut ini:

1)
Hubungan
upaya-kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang
mengeluarkan sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2)
Hubungan
kinerja-imbalan. Keadaan yang mana individu tersebut yakin bahwa
bekerja pada tingkat tertentu akan menghasilkan pencapaian yang diinginkan.
3)
Hubungan
imbalan-tujuan pribadi. Keadaan yang mana imbalan organisasional akan
memuaskan tujuan pribadi atau kebutuhan dan daya tarik atas imbalan yang
potensial bagi individu tersebut.
8. MENGINTEGRASIKAN TEORI-TEORI
MOTIVASI KONTEMPORER
Dimulai dengan peluang, yang bisa membantu atau menghalangi usaha-usaha
individual. Peluang berhubungan dengan tujuan seorang individu, yang
mengarahkan pada suatu perilaku. Teori ekspektansi memprediksi bahwa para
pekerja akan mengeluarkan tingkat usaha yang tinggi apabila mereka merasa bahwa
ada hubungan yang kuat antara upaya dan kinerja, kinerja dan imbalan, serta imbalan
dan pemenuhan tujuan pribadi. Setiap hubungan ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu. Agar upaya dapat menghasilkan kinerja yang baik,
individu harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja dan sistem
penilaian kinerja tersebut dianggap adil dan objektif.
Hubungan kinerja-imbalan akan mejadi kuat ketika individu merasa bahwa kinerja
yang diberikan imbalan. Apabila teori evaluasi kognitif benar-benar valid di
tempat kerja yang aktual, kita bisa memprediksi bahwa imbalan atas kinerja akan
mengurangi motivasi intrinsik individu. Hubungan terakhir dalam teori ekspektansi
ialah hubungan imbalan-tujuan. Motivasi akan tinggi jika imbalan atas kinerja
yang tinggi mampu memenuhi kebutuhan dominan yang konsisten dengan
tujuan-tujuan individu.
Pengintegrasian teori-teori kontemporer mempertimbangkan motivasi
pencapaian, desain pekerjaan, penguatan, dan teori keadilan /keadilan organisasi.
Individu yang berprestasi tinggi tidak termotivasi oleh penilaian kinerja
organisasi atau imbalan organisasi, sehingga terjadi lompatan ke tujuan pribadi
dengan nAch yang tinggi. Teori penguatan mengakui bahwa imbalan
organisasi menguatkan kinerja individu. Individu akan menilai keuntungan dari
hasil mereka bila dibandingkan dengan apa yang diterima individu lain. Namun
berkaitan juga dengan bagaimana mereka diperlakukan ketika individu merasa
kecewa dengan imbalan mereka, mereka cenderung sensitif dengan keadilan
prosedur yang digunakan dan imbalan yang diberikan kepada mereka oleh atasan
mereka.
ada teori keadilan organisasi gak....kalo ada teorinya diatas 2010 dan sama ada halamannya
BalasHapushai,coba cari di sumber lain ya, terima kasih sudah mampir (:
HapusKak itu keterlibatan kerja termasuk teori ny ya?
BalasHapusJOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip