Minggu, 09 Juli 2017

Bab 9 : Dasar dari Perilaku Kelompok

BAB 9
DASAR DARI PERILAKU KELOMPOK

MENDEFINISIKAN  DAN  MENGKLASIFIKASIKAN  KELOMPOK
Kelompok (group) merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal.
 Kelompok yang memiliki sifat formal (formal group) adalah suatu kelompok kerja yang ditetapkan yang didefinisikan oleh struktur organisasi, misalnya enam anggota awak pesawat maskapai penerbangan.
Kelompok yang bersifat  informal (informal group) adalah kelompok yang tidak ditetapkan strukturnya secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasional, misalnya tiga karyawan departemen berbeda yang secara teratur makan siang bersama.

MENGAPA ORANG-ORANG MEMBENTUK KELOMPOK ?
Teori Identitas Sosial (Social Indentity Theory) adalah sudut pandang yang mempertimbangkan ketika dann kapan para individu mempertimbangkan para anggota kelompoknya sendiri. Teori ini mengusulkan bahwa orang-orang memiliki reaksi emosional pada kegagalan atau  keberhasilan dari kelompok mereka karena penghargaan diri terikat ke dalam kinerja kelompok.
Identitas sosial membantu kita memahami siapa kita dan dimana kita cocok dengan orang lain tetapi identitas sosail dapat memiliki sifat negatif. Di atasperasaan  penderitaan orang lain, favoritisme dalam kelompok kadang pula terjadi. Favoritisme Dalam Kelompok (Ingroup Favoritism) adalah sudut pandang yang melihat para anggota dari dalam kelompok lebih baik dibandingkan orang lain, dan orang-orang yang tidak tergabung dalam kelompok semuanya sama.
Beberapa karakteristik yang membuat identitas sosial menjadi penting bagi seseorang :
-       Kesamaan. Orang-orang yang memiliki nilai atau  karakteristik yang sama sebagaimana para anggota lainnya dari organisasi mereka memiliki level identifikasi kelompok yang lebih tinggi.
-       Keunikan. Orang-orang yang lebih cenderung memperhatikan identitas yang memperlihatkan bagaimana mereka  berbeda dari kelompok lain.
-       Status. Orang-orang menggunakan identitas untuk mendefinisikan diri mereka sendiri dan meningkatkan penghargaan diri, sehingga masuk akal bahwa mereka tertarik dalam mengaitkan diri mereka sendiri dengan kelompok yang memiliki status tingg.
-       Penurunan yang tidak pasti. Keanggotaan dalam sebuah kelompok juga membantu beberapa orang memahami siapa ereka dan bagaimana mereka menyesuaikan diri ke dalam dunia.

TAHAP-TAHAP DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK
Model Lima Tahap Perkembangan Kelompok (Five-Stage Group –Development Model)  menyebutkan karakteristik perkembangan kelompok dalam lima tahap yang berbeda: pembentukan, timbulnya konflik, normalisasi, hasil berupa kinerja, dan pembubaran.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC7SviL0KHgo6BoLL_MNM-YHTBSZUZ8hvlyVSXdt8fBqr6onC2kDE8nxK1GMWfCcc-b7nPKbkF3PBusHgaYau3Dt5lGYE4yiEA-6PxQymTAsCQcfSupfCuylFmaGhNnSvVVgDd4XUyjPOl/s400/Model+lima+tahap+perkembangan+kelompok+trans.png

1.         Tahap Membentuk Forming Stage )
Pada tahap pertama ini digolongkan sebagai sejumlah besar ketidakpastian mengenai tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggotanya “ menguji kedalaman air ” untuk menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok
2.         Tahap Mempeributkan Storming Stage )
Adalah tahap dimana adanya konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok terhadap setiap individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
3.         Tahap Menyusun Norma Norming Stage )
Adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terbentuk sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasiumum definisi yang benar atas perilaku organisasi.
4.         Tahap Mengerjakan Performing Stage)
Adalah tahap di mana struktur telah sepehunya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
5.         Tahap Pembubaran ( Adjourning Stage )
Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas.
Suatu Model Alternatif bagi Kelompok yang Bersifat Sementara dengan Tenggat Waktu
Description: https://transitionalmanagement.files.wordpress.com/2014/05/gersick_s-punctuated-equilibrium-model-of-team-development.png










Model Kesetimbangan-Berselang (Punctuated-Equilibrium Model) adalah suatu rangkaian fase yang mana kelompok yang bersifat sementara bergerak melaluinya yang melibatkan transisi antara kelambanan dengan aktivitas. Kajian-kajian mengindikasikan mereka memiliki urutan tindakan unik tersendiri :
a.         Pertemuan pertama mereka menetapkan arah kelompok
b.         Fase pertama aktivitas kelompok adalalah salah satu dari inersia
c.         Suatu transisi terjadi tepat ketika kelompok telah terpakai setengah dari waktu yang ditetapkan
d.        Transisi ini memprakarsai perubahan besar
e.         Fase kdua dari inersia mengikuti transisi
f.          Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh aktivitas yang diakselerasikan

PROPERTI KELOMPOK : PERANAN, NORMA, STATUS, BESARAN, KEKOMPAKAN, DAN KERAGAMAN
Properti Kelompok 1 :  Peran
Peran (Role) adalah suatu rangkaian pola perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial.
Persepsi Peran (Role Perception) adalah suatu sudut pandang individu mengenai bagaimana dia seharusnya bertindak dalam suatu situasi tertentu.
Ekspektasi peran (Role Expectation) adalah bagaimana yang lainnya meyakini bahwa seseorang akan berindak dalam situasi tertentu.

Kontrak psikologis (psychological contract) adalah sebuah pernyataan yang tidak tertulis yang mengemukakan apa yang manajemen harapkan dari karyawan.